History Digital – myronmixonspitmasterbbq.com – Ayah Pendiri Kopassus: Tragedi Laut Tenggelamkan Kolonel Sarwo. Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, yang sering disebut sebagai “Ayah Pendiri Kopassus,” adalah salah satu tokoh militer terpenting dalam sejarah Indonesia. Ia dikenal karena peran utamanya dalam membentuk dan membangun Komando Pasukan Khusus (Kopassus), unit elit yang terkenal dengan keahliannya dalam operasi tempur, intelijen, dan anti-teror. Namun, di balik pencapaiannya sebagai tokoh penting dalam sejarah militer Indonesia, terdapat sebuah kisah tragis yang menimpa putra dari Sarwo Edhie Wibowo, yakni Pramono Edhie Wibowo, yang tenggelam di Samudera Hindia pada tahun 2016.
Profil Singkat Kolonel Sarwo Edhie Wibowo
Sarwo Edhie Wibowo lahir pada 25 Juli 1925 di Purworejo, Jawa Tengah. Ia merupakan tokoh penting dalam perjuangan Indonesia, terutama dalam penumpasan Gerakan 30 September (G30S/PKI) dan pembentukan pasukan khusus di Indonesia. Ia memimpin operasi militer dalam beberapa momen krusial, termasuk Operasi Trikora di Papua dan operasi penumpasan di Timor Timur.
Pada tahun 1952, Sarwo Edhie mendirikan Korps Pasukan Khusus Angkatan Darat, yang kemudian menjadi cikal bakal Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Dibawah kepemimpinannya, Kopassus berkembang menjadi unit elit yang disegani, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di tingkat internasional.
Kisah Tragis di Samudera Hindia
Pada 8 Juni 2016, Indonesia dikejutkan dengan berita duka tentang meninggalnya Pramono Edhie Wibowo, salah satu anak dari Sarwo Edhie Wibowo, akibat kecelakaan laut di Samudera Hindia. Pramono Edhie Wibowo, yang juga seorang mantan Panglima TNI Angkatan Darat, tenggelam saat melakukan aktivitas memancing di perairan Samudera Hindia, tepatnya di Pantai Selatan Sukabumi, Jawa Barat.
Menurut laporan, Pramono sedang berlibur dan menikmati waktu bersama rekan-rekannya di laut. Namun, ketika mereka sedang beraktivitas memancing, perahu yang mereka gunakan mengalami masalah dan terbalik akibat ombak besar. Upaya penyelamatan dilakukan oleh Tim SAR, namun sayangnya Pramono tidak berhasil diselamatkan.
Pramono Edhie Wibowo meninggalkan warisan sebagai salah satu perwira tinggi yang dihormati dalam sejarah militer Indonesia. Ia mengikuti jejak ayahnya, Kolonel Sarwo Edhie, dalam melayani bangsa melalui karier militer yang cemerlang. Kariernya dimulai di Kopassus, seperti ayahnya, sebelum kemudian memegang berbagai jabatan penting di TNI, termasuk menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) pada tahun 2011-2013.
Warisan Sarwo Edhie Wibowo dan Pramono Edhie Wibowo
Warisan Sarwo Edhie Wibowo sangat terasa di dunia militer Indonesia, terutama dalam pengembangan pasukan khusus yang tangguh dan berintegritas. Sebagai pendiri Kopassus, ia menetapkan standar tinggi dalam hal disiplin, profesionalisme, dan keberanian yang diwariskan kepada generasi berikutnya.
Pramono Edhie Wibowo melanjutkan warisan ayahnya dengan karier militer yang sama gemilang. Selain menjabat sebagai KSAD, ia juga pernah menjadi Panglima Kostrad, dan Komandan Jenderal Kopassus. Pramono Edhie dikenal dengan kepemimpinannya yang tegas dan keahliannya dalam berbagai operasi militer. Ia dianggap sebagai perwira yang berintegritas tinggi dan memiliki loyalitas besar kepada negara.
Kematian Pramono Edhie di Samudera Hindia menjadi kehilangan besar bagi keluarga dan juga institusi militer Indonesia. Ia dikenal sebagai sosok yang rendah hati meski memiliki karier yang cemerlang dan dihormati oleh bawahannya.
Duka dan Penghormatan Nasional
Kepergian Pramono Edhie Wibowo membawa duka yang mendalam bagi banyak pihak, termasuk keluarga besar militer dan masyarakat umum. Upacara pemakaman Pramono dilakukan secara militer, dengan penuh penghormatan atas jasa-jasa yang telah ia berikan kepada negara. Banyak tokoh penting di Indonesia yang menyampaikan belasungkawa atas kepergiannya, termasuk Presiden Joko Widodo dan para petinggi TNI.
Tidak hanya dikenal sebagai seorang pemimpin militer yang handal, Pramono Edhie Wibowo juga dihormati sebagai figur yang dekat dengan rakyat. Ia banyak berkontribusi dalam berbagai operasi militer untuk menjaga kedaulatan dan keamanan Indonesia.
Kesimpulan
Kisah tenggelamnya Pramono Edhie Wibowo di Samudera Hindia adalah tragedi yang membawa duka bagi keluarga dan bangsa Indonesia. Namun, warisan yang ia tinggalkan, baik sebagai seorang perwira militer maupun sebagai anak dari salah satu tokoh pendiri Kopassus, Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, akan selalu diingat. Keberanian dan pengabdian Sarwo Edhie Wibowo dalam membangun Kopassus serta dedikasi Pramono Edhie Wibowo dalam melanjutkan legacy ayahnya menjadi inspirasi bagi generasi militer dan masyarakat Indonesia.
Warisan keluarga ini dalam dunia militer Indonesia tidak hanya berwujud pencapaian profesional, tetapi juga semangat pengabdian dan integritas yang tinggi dalam melayani bangsa dan negara.