Terowongan Israel dalam 5 Fondasi Masjid Al-Aqsa

History Digital –myronmixonspitmasterbbq.com – Terowongan Israel dalam 5 Fondasi Masjid Al-Aqsa Masjid Al-Aqsa bukan sekadar tempat ibadah, melainkan simbol keagungan dan identitas spiritual umat Islam di seluruh dunia. Namun, di balik keindahan arsitektur dan nilai sejarahnya, kawasan ini menyimpan kontroversi besar: keberadaan terowongan di bawah fondasi Al-Aqsa yang dibangun dan digali oleh pihak Israel. Isu ini bukan hal baru, melainkan sudah menjadi perdebatan panjang antara keyakinan, politik, dan klaim sejarah yang saling bersinggungan.

Bagi banyak pihak, keberadaan terowongan tersebut dianggap mengancam stabilitas struktur bangunan suci. Sedangkan bagi sebagian kelompok di Israel, penggalian dianggap sebagai upaya arkeologis untuk menemukan jejak “Kuil Sulaiman” yang diyakini pernah berdiri di lokasi itu. Persoalan ini pun semakin sensitif karena menyentuh aspek keagamaan dan geopolitik yang kompleks.

Akar Kontroversi di Bawah Tanah Yerusalem

Yerusalem, kota yang menjadi pusat tiga agama besar dunia, menyimpan sejarah panjang yang sarat konflik. Di bawah kompleks Masjid Al-Aqsa, terdapat jaringan terowongan kuno yang sebagian besar dibuka kembali oleh otoritas arkeologi Israel sejak tahun 1960-an. Penggalian dilakukan dengan dalih penelitian sejarah, namun langkah itu menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan umat Islam karena dianggap mengancam stabilitas bangunan Al-Aqsa.

Pihak Palestina berulang kali menegaskan bahwa penggalian ini bukan sekadar proyek ilmiah. Mereka melihatnya sebagai bentuk upaya perlahan untuk melemahkan fondasi Al-Aqsa dan mengubah struktur wilayah suci itu. Ketegangan pun sering meningkat setiap kali aktivitas penggalian dilakukan di sekitar area Haram al-Sharif, tempat di mana Masjid Al-Aqsa berdiri megah.

Terowongan di Dekat Tembok Barat

Salah satu bagian paling kontroversial dari jaringan bawah tanah ini adalah terowongan di sepanjang Tembok Barat (Western Wall Tunnel). Israel membuka akses publik ke terowongan tersebut pada 1996, dan peristiwa itu memicu bentrokan besar yang menewaskan puluhan warga Palestina dan tentara Israel.

Sejak saat itu, penggalian dan penelitian di bawah kompleks Al-Aqsa terus menjadi isu sensitif. Banyak ahli arkeologi independen memperingatkan bahwa struktur tanah di area tersebut sangat rapuh. Getaran kecil saja dapat memengaruhi kestabilan fondasi masjid yang berusia lebih dari seribu tahun. Meski demikian, kegiatan ekskavasi tetap berlanjut di beberapa titik dengan alasan penelitian sejarah Yahudi kuno.

Pandangan Umat Islam dan Kekhawatiran Keamanan

Bagi umat Islam, Masjid Al-Aqsa bukan hanya bangunan fisik, tetapi simbol spiritual yang memiliki nilai luar biasa. Setiap upaya penggalian di bawahnya dianggap sebagai tindakan yang mengancam kesucian tempat suci tersebut. Beberapa ulama Palestina menilai bahwa penggalian terowongan merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk mengubah lanskap kawasan suci menjadi situs arkeologi versi Israel.

Selain itu, kekhawatiran juga datang dari sisi teknis. Para insinyur Palestina menilai bahwa sebagian fondasi Al-Aqsa telah menunjukkan tanda-tanda keretakan kecil akibat aktivitas bawah tanah. Jika penggalian terus berlanjut, risiko runtuhnya bagian tertentu dari kompleks masjid bukan hal yang mustahil. Kondisi ini membuat ketegangan semakin meningkat, terutama setiap kali ditemukan aktivitas arkeologi baru di area sensitif.

Reaksi Dunia Islam dan Lembaga Internasional

Isu terowongan ini tidak hanya menjadi perhatian lokal, tetapi juga internasional. Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan UNESCO telah beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang mendesak Israel menghentikan aktivitas penggalian di bawah Al-Aqsa. UNESCO bahkan sempat mengeluarkan laporan yang menegaskan bahwa Al-Aqsa adalah bagian dari warisan budaya Islam yang harus dilindungi tanpa campur tangan politik.

Namun, hingga kini, seruan itu belum membawa perubahan besar. Israel tetap mempertahankan narasi bahwa proyek arkeologis tersebut dilakukan untuk tujuan penelitian sejarah, bukan untuk merusak atau mengambil alih wilayah suci. Di sisi lain, banyak negara Muslim menilai klaim itu hanyalah pembenaran untuk langkah-langkah yang lebih besar terkait kontrol wilayah Yerusalem Timur.

Suara dari Tanah Palestina

Warga Yerusalem Timur, terutama mereka yang tinggal di sekitar kawasan Al-Aqsa, merasakan dampak langsung dari aktivitas penggalian tersebut. Beberapa rumah mengalami retakan, dan beberapa bagian jalan menurun karena pergeseran tanah. Banyak penduduk setempat mengungkapkan ketakutan mereka setiap kali terdengar suara alat berat bekerja di bawah tanah.

Bagi mereka, terowongan bukan hanya proyek arkeologi, melainkan ancaman terhadap kehidupan dan identitas. Mereka melihatnya sebagai simbol dari ketidakadilan yang terus terjadi di tanah yang mereka sebut suci. Meski sering diwarnai protes, aktivitas penggalian masih terus berjalan, menandakan bahwa pertarungan antara keyakinan dan kekuasaan belum akan berhenti.

Makna Simbolis bagi Dunia Islam

Masjid Al-Aqsa memegang tempat istimewa di hati umat Islam. Bukan hanya karena sejarah spiritualnya, tetapi juga karena perannya sebagai simbol keteguhan dan keyakinan. Ketika fondasi masjid ini diganggu, rasa solidaritas umat di seluruh dunia pun terbangun. Banyak masyarakat di berbagai negara Muslim yang melakukan aksi solidaritas, doa bersama, dan kampanye untuk menyuarakan perlindungan terhadap situs suci ini.

Peristiwa di bawah Al-Aqsa menunjukkan bahwa pertarungan antara sejarah, politik, dan agama masih terus berlangsung. Terowongan itu bukan sekadar jalur bawah tanah, melainkan simbol dari konflik identitas dan perjuangan mempertahankan kesucian tanah suci.

Kesimpulan

Kontroversi terowongan di bawah fondasi Masjid Al-Aqsa menggambarkan betapa rapuhnya batas antara penelitian sejarah dan perebutan identitas. Bagi Israel, penggalian dianggap bagian dari upaya arkeologi. Namun bagi umat Islam, itu merupakan ancaman nyata terhadap warisan spiritual dan fisik dari salah satu situs paling suci di dunia.

Selama penggalian terus berlanjut tanpa kesepakatan yang adil, ketegangan di Yerusalem akan selalu membara. Masjid Al-Aqsa bukan sekadar bangunan batu, melainkan simbol keimanan yang menyatukan umat Islam di seluruh dunia. Pertanyaannya kini bukan tentang seberapa dalam terowongan itu digali, melainkan seberapa kuat dunia bertahan untuk menjaga nilai-nilai suci yang ada di atasnya.